Kamis, 12 November 2009

Time is Money milik Bule (SDM-18)


Waktu adalah uang,......... bukan milik kita !!!

Time is Money, pepatah dari negeri barat kelihatnya bukan milik kita,......... mengapa saya katakan demikian ?
Coba dech kita introspeksi, lihat diri kita masing-masing, bicara dengan hati kita, kemudian jawab secara tulus dan sejujur-jujurnya pertanyaan berikut ini :
-Dalam bekerja, selama 8 jam perhari, berapa jam perhari,......... kerja kita yang betul-betul efektif dan produktif dan berapa jam waktu yang kita korupsi untuk ngelamun, ber HP ria, chatting, facebook, ngobrol, ngerumpi, ngegosip, pura-pura kerja atau sepertinya kerja, memperpanjang waktu istirahat, memperpendek jam kerja dsb.
-Dirumah berapa jam waktu kita habiskan dimuka TV, nonton senetron favorit, infotaiment, reality show dll, bandingkan dengan waktu yang dipakai untuk mendidik, berdiskusi dengan anak-anak kita juga dengan suami atau istri atau keluarga kita.
-Lebih banyak mana waktu yang dipakai untuk, ngerumpi, ngegosip, bicara ngawur yang tidak ada tujuannya, jika dibandingkan dengan membaca buku dan belajar yang sudah jelas manfaatnya, yang akan membuat kita semakin berpengetahuan.
-Dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya, berapa banyak waktu yang kita pakai untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menjalankan perintahNya, dibandingkan waktu yang kita pakai untuk menjauhkan diri dan menghancurkan hubungan baik dengan Tuhan kita.
Bagaimana jawaban anda ?
Saya yakin sekali bahwa kebanyakan dari kita lebih suka santai dari pada kerja efektif dan produktif, itu yang membuat produktifitas SDM kita rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga kita sesama negara Asean, apa lagi dibandingkan dengan Cina (lihat dan baca HDI), walaupun mungkin kompetensi yang dimiliki SDM kita sama, atau mungkin lebih baik dari mereka.
Mengapa demikian ?
Itu semua berpulang pada sikap mental, perilaku SDM kita yang lemah dan negatip, yaitu :
- SDM kita (kebanyakan) lemah dalam hal time management
- Tidak displin dan kecil rasa tanggung jawabnya
- Komitmen pribadinya rendah
- Tidak punya target hidup dan kerja yang jelas
- Tidak punya dead line untuk mencapai target hidup dan kerja yang jelas
- Memiliki mental pasrah dan nerimo (tidak mau berjuang sampai titik darah penghabisan)
- Lebih suka santai dari pada bekerja keras
- Lebih suka memiliki mental pecundang
Itulah sikap mental dan perilaku dari sebagian besar SDM kita, hal itu menyebabkan SDM kita (kebanyakan) tidak pernah merasa bahwa waktu adalah uang, jadi time is money bukan milik kita, tapi milik bangsa lain,........ bagaimana menurutmu ?

Jumat, 09 Oktober 2009

Jago KANDANG (SDM-17)


Jago KANDANG dan Mental Ayam SAYUR

Sungguh bingung dan sangat heran dibuatnya, oleh sikap mental banyak kawan saya yang seperti disebutkan diatas, yaitu : " Jago KANDANG dan Mental Ayam SAYUR ".
Kisah nyata ini merupakan kelanjutan kisah nyata dengan judul " Burung dalam SANGKAR (SDM-16) ", begini kisahnya :
Banyak kawan saya, apakah itu mantan teman kuliah, mantan teman kerja dan yang lainnya, kalau kita kumpul dan bincang-bincang mereka selalu bertanya :
- Ada bisnis apa nih,........ yang dapat digarap bersama.
- Kalau ada bisnis, ajak kita dong, biar kecipratan rejeki.
- Ada uang nganggur dari pada di deposito kan, sebaiknya dipakai bisnis apa ya ?
Itulah beberapa pertanyaan dan permintaan bantuan dari kawan yang bekerja sebagai karyawan diperusahaan.
Mereka semua, rata-rata kariernya bagus, artnya prestasi kerjanya bagus, pendidikan mereka baik dan sangat baik, pintar bahkan saya merasa mereka jauh lebih pintar dari saya, jabatannya juga tinggi dari mulai manager sampai dengan direktur bahkan ada beberapa orang presdir diperusahaan kelas menengah dan besar.
Mereka itu,......... pintar, banyak ilmu dan pengetahuan, memiliki pengalaman kerja yang sangat cukup, memiliki kompetensi yang telah teruji, kematangan usia lebih dari cukup.
Jadi kurang apa mereka itu ?
Sungguh tidak habis pikir dan tidak percaya dibuatnya.
Bahkan ada beberapa teman, karena sering sekali meminta pandangan dan masukan tentang bagaimana memulai usaha sendiri,........ akhirnya saya beri solusi, yaitu mengajak mereka untuk mulai berbisnis, bermitra dengan saya.
Mengapa saya ajak mereka bermitra dengan saya ?
Karena untuk berbisnis sendiri, mereka belum siap dan belum dapat membagi waktu, antara bekerja dengan berusaha sendiri,........... itu sebagian dari alasan mereka.
Saya ajak mereka sebagai investor pasif, menurut saya sangat aman, tidak memerlukan modal besar (modal kerja mulai Rp.100 juta saja), ROI baik (keuntungan per bulan, bisa 6 s/d 9 kali suku bunga deposito saat ini), waktu investasinya pendek, hanya 2 s/d 3 bulan.
Mau tahu reaksi mereka,.......... mereka semua mundur teratur dan tanpa kabar berita,..........tapi sungguh aneh luar biasa, beberapa bulan kemudian mereka HP saya lagi menanyakan lagi hal yang sama,........ bagaimana menurut pendapatmu ???
Padahal kalau mereka bersenang-senang, belanja, bermain golf, clubing, jalan-jalan keluar negeri sekeluarga dan lain sebagainya, total pengeluaran dalam satu tahun jauh lebih besar dari modal awal usaha untuk memulai bisnis mereka atau kegiatan usaha mereka sendiri,........... yaitu hanya Rp.100 juta saja.
Jadi apa ya yang membuat mereka takut dan ketakutan untuk memulai bisnis mereka sendiri ?
Padahal itu semuakan yang mereka inginkan dan harapkan, untuk masa depan mereka dan keluarga sendiri ?
Tidak masuk akal sehat kan, sepertinya cerita ini mengada-ada,......... tapi suka tidak suka saya harus katakan, itulah kejadian yang sesungguhnya.
Kasus-kasus seperti ini banyak sekali, baik yang saya ketahui secara langsung maupun tidak langsung.
Tidak percaya,........ mau bukti ???
Silahkan kita hitung sendiri dari puluhan bahkan ratusan mantan teman-teman kita yang kena PHK, Pensiun Dini atau telah Pensiun, berapa banyak yang jadi pengusaha dan berapa banyak yang berhasil ?
Berapa persen yang sukses dan berhasil sebagai pengusaha ?
Padahal banyak diantara mereka yang waktu bekerja adalah karyawan yang hebat dan luar biasa, sangat berhasil dalam pekerjaan dan kariernya, juga sangat berhasil dalam membangun, mengembangkan dan membesarkan perusahaan tempat mereka bekerja dan berkarya.
Tetapi mengapa mereka memble dan gagal total dalam membangun dan mengembangkan usaha mereka sendiri ???
Jawabnya adalah kepribadian dan sikap mental mereka tidak mendukung usaha mereka sendiri,........ mereka adalah " Jago KANDANG dan Ayam SAYUR ".
Mereka hanya berani bertanding dan berlaga dikandang sendiri dan mereka bukan ayam aduan, tapi ayam sayur yang lebih enak kita buat opor atau gulai ayam.
Saya punya beberapa Client yang saya ubah sikap mentalnya dari Ayam SAYUR menjadi Ayam ADUAN, agar mereka mempunyai 4 K (lihat dan baca Burung dalam SANGKAR) dan tahu siapa diri mereka yang sesungguhnya (lihat dan baca The ART of WAR).
Untuk itu pastikan kita adalah Ayam ADUAN dan bukan Ayam SAYUR,........ Ayam ADUAN kah kita ???

Minggu, 27 September 2009

BURUNG dalam SANGKAR (SDM-16)


Resah dan Gelisah menghadapi MPP

Beberapa bulan yang lalu, kawan lama saya (teman sewaktu kuliah) datang kekantor saya untuk berbincang-bincang, membicarakan masa depannya selepas pensiun.
Sudah lama sekali kita tidak bertatap muka, saya lupa sudah berapa belas tahun tidak jumpa, selama ini kadang berkomunikasi, tapi hanya via HP saja.

Waktu bertemu langsung bernostalgia,......... cerita waktu masih sama-sama kuliah dulu, tak terasa sepertinya waktu cepat sekali berlari, tahu-tahu telah 25 tahun berlalu.

Setelah lulus kuliah kita pernah bertemu sebelumnya, di acara reuni fakultas, tapi saya lupa tahun berapa ya,......... mungkin 15 tahun yang lalu.

Kalau diingat, perasaan baru kemarin kita sama-sama camping, jalan sama-sama, sama-sama nongkrong, sama-sama belajar dan ngebet kalau terpaksa (ha,ha,ha,........sorry ya, jadi buka rahasia).

Kawan saya saat ini bekerja diperusahaan rental barang modal, diperusahaan besar dan terkenal, jabatan terakhir (waktu kita bertemu) adalah General Manager.

Dia memberitahukan bahwa masa MPP nya tinggal sebentar lagi, yaitu tinggal 5 tahun lagi dan merasa saat ini belum punya persiapan dan belum punya gambaran sama sekali,.......... setelah pensiun akan kerja atau usaha apa ?

Karena menurutnya, dia tidak punya bakat dan tidak punya naluri untuk menjadi seorang pengusaha, ia merasa lebih cocok dan lebih tepat menjadi tenaga profesional saja (karyawan saja).

Tapi yang dikhawatirkan adalah setelah pensiun, apakah masih ada perusahaan yang mau mengkaryakannya, karena usia, juga situasi dan kondisi perekonomian yang sedang tidak menentu, seperti saat sekarang ini sedang dilanda krisis keuangan global.

Dia merasa takut dan kuatir akan masa depannya juga keluarganya, karena belum terlihat jelas sampai dengan saat ini ?

Itulah yang membuatnya Resah dan Gelisah menghadapi Masa Persiapan Pensiun (MPP), walaupun masih 5 tahun lagi,......... itu yang tersirat, yang dapat saya tanggkap dari ceritanya.

Saya memberikan masukan dan saran kepadanya, seperti yang dikatakan oleh Soen Tzu dalam bukunya yang berjudul The ART of WAR (silahkan lihat dan baca).

Kemudian saya berusaha memotivasi dan memberikan keyakinan kepadanya, bahwa bila saatnya tiba kamu pasti bisa dan mampu menjadi pengusaha, syaratnya memiliki 4 K, yaitu : Kemauan, Keyakinan, Keberanian dan Kerja Keras untuk mendapatkan apa yang telah kita impikan (cita-citakan).
Kemudian dia juga bertanya,......... apa sih bedanya bekerja sebagai karyawan dengan bekerja sendiri (pengusaha) ?

Perbedaannya hanya terletak pada sikap mentalnya saja,......... apa maksudnya ?
Saya tidak menjawab pertanyaannya, tetapi saya bertanya lagi kepadanya,
Apa bedanya anda sebagai tenaga kerja profesional yang sukses, jika dibandingkan dengan seorang pengusaha yang masih jatuh bangun (belum berhasil) ?
Karyawan yang sukses dalam pekerjaannya, saya analogikan seperti seekor burung yang hidup dalam sangkar dan burung tersebut sangat disayang oleh pemiliknya, karena dia dapat memberikan suaranya yang merdu, tingkah polanya yang menyenangkan hati, membuat sipemilik bergembira, tidak pusing dan tidak stres dsb.
Semua yang diharapkan oleh sipemilik burung tersebut dapat dituruti dan dilakukan oleh siburung tersebut.
Semakin besar perusahaan tempat dia bekerja, maka semakin besar pula sangkar tempat siburung itu hidup, sehingga lama-kelamaan burung tersebut tidak tahu lagi bahwa ada dunia lain di luar sangkarnya.
Apa akibatnya ???,......... akibatnya si burung hanya dapat hidup didalam sangkar, yang semuanya telah tersedia, aman dan nyaman,.......... walaupun sesekali sipemilik kadang lupa memberi makan dan minum.
Bagaimana cara kerja Karyawan kebanyakan ?
Cara kerja Karyawan (kebanyakan), saya analogikan seperti kuda peliharaan, jang dalam menjalankan tugasnya menarik delman selalu diberi kaca mata kuda oleh pak kusir.
Kuda tersebut dapat bekerja dengan baik, berjalan, berlari sampai ketempat tujuan, semuanya sesuai dengan petunjuk dan perintah pak kusir.
Pertanyaan terpenting berikutnya, adalah :
Bagaimana nasib si burung dan si kuda peliharaan, jika mereka dilepas di alam bebas atau di hutan belantara ?
Apakah mereka dapat bersaing dengan burung dan kuda liar yang telah terbiasa hidup di alam bebas atau di hutan belantara yang sangat liar dan ganas ?
Untuk sahabatku yang akan berwirausaha, mulai sekarang harus belajar meninggalkan sangkar kita dan menanggalkan kaca mata kuda kita, untuk sejenak melihat dan merasakan secara nyata hidup di alam bebas dan di hutan belantara.
Tanpa itu semua, mustahil kita siap dan sanggup bertahan menghadapi keras dan kejamnya dunia bisnis yang sesungguhnya,........ bagaimana menurutmu ?






Jumat, 18 September 2009

KEGAGALAN adalah SUKSES yang tertunda (SDM-15)


SUKSES berawal dari KEGAGALAN

Apakah kamu sepaham dan sependapat dengan ungkapan tersebut ?
Bahwa KEGAGALAN adalah SUKSES yang tertunda atau SUKSES tidak akan terjadi bila kita tidak pernah GAGAL ?
Bagaimana menurut pendapatmu ?
Menurut pendapat saya, KEGAGALAN adalah SUKSES yang tertunda, apabila :
1. Kita tahu secara pasti kenapa kita GAGAL (penyebab KEGAGALAN kita).
2. Kita tahu secara pasti bagaimana mengatasi dan memperbaikinya.
3. Kita benar-benar yakin dan siap untuk memulainya kembali.
Itulah 3 point utama yang harus kita ketahui secara pasti, agar kegagalan dapat dijadikan pengalaman dan guru terbaik untuk meraih sukses kita.
Tanpa hal itu,......... mimpi kali yech,......... pasti kita akan mengalami kegagalan demi kegagalan, dan kita akan masuk, terperosok kelubang KEGAGALAN YANG SAMA.
Mengapa demikian ?
Karena tanpa 3 point utama tersebut, Otak kita tidak pernah diberi peringatan agar waspada, dapat mengantisipasi serta mengatasi masalah tersebut.
Jadi kita harus terlebih dahulu menginstal kedalam Otak kita suatu program ANTI KEGAGALAN, agar Otak kita selalu memberi peringatan dini dan menghancurkan semua cara yang akan menyerumuskan kita ke jurang kegagalan tersebut.
Hal seperti ini memang mudah diucapkan, tetapi sangat sulit untuk dapat dilakukan, itulah sebabnya banyak sekali orang yang GAGAL, GAGAL dan selalu GAGAL, baik dalam kehidupannya, keluarganya, pekerjaannya maupun usahanya dll.
Kegagalan yang sama berulang kali diterjadi,........ sampai-sampai kita tidak tahu lagi bagaimana mengatasi dan mencari jalan keluarnya,........ akhirnya kita frustrasi, putus asa dan depresi.
Kadang kita menyalahkan Tuhan, yang berlaku tidak adil, tidak mau menolong dan memberikan jalan keluar dari kesulitan tersebut.
Saya pribadi yakin, Tuhan selalu menolong dan memberikan petunjuk kepada semua umatnya, yang dengan sungguh-sungguh meminta dan memohon pertolongan kepada Nya.
Tapi sayangnya mata, telinga dan pikiran kita dibutakan oleh EGO kita sendiri,......... akibatnya kita tetap saja masuk dan terperosok dilubang kegagalan yang sama berkali-kali.
Orang bilang, kita menjadi manusia yang super bodoh dan tolol,........ tapi itulah kita.
Mengapa hal itu dapat terjadi ?
Musibah itu berulang-ulang terjadi, karena :
1. Kita tidak kenal dan tidak tahu siapa DIRI kita (lihat dan baca The ART of WAR).
2. Kita selalu memperbesar EGO dan mengurangi EMPATI kita.
3. Kita tidak mau merubah Kepribadian dan Sikap Mental (Perilaku) kita.
4. Ambilah keputusan penting dengan Otak kiri kita, bukan dengan Otak kanan kita.
Dengan mengetahui dan memahami 4 point tersebut diatas, diharapkan KEGAGALAN menjadi awal dari KESUKSESAN kita,......... bagaimana pendapat mu ?


Kamis, 17 September 2009

TRAINING lagi-TRAINING lagi (SDM-14)


TRAINING terus,......... BOSAN aku,

Training atau Pelatihan merupakan suatu syarat mutlak, wajib hukumnya bila ingin SDM kita Profesional (lihat dan baca Profesional), mempunyai Kinerja dan Produktivitas Kerja yang baik.

Sayangnya hanya sedikit perusahaan atau usaha yang memiliki program Training yang baik, sistimatis dan berkesinambungan bagi para karyawannya.

Hal tersebut baru dapat dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan besar dan sebagian kecil perusahaan kelas menengah.

Untuk perusahaan kecil atau UKM, Training adalah barang mewah yang sangat mahal harganya dan masih jauh dari harapan, seperti kata pepatah : " jauh tak terjelang, dekat tak tertandangi ".

Banyak pengusaha kecil atau UKM yang belum mengerti manfaat dan hasil guna dari Training, mereka menganggap Training itu tidak terlalu penting dan itu hanya memakan biaya (cost).

Karyawan cukup diberi aturan kerja dan petunjuk pelaksanaan kerja, kemudian langsung praktek dilapangan,......... cukup itu saja.

Kalau bicara tentang Training biasanya dibagi dua kelompok, yaitu :

1. TRAINING TEKNIS
Contohnya : Product Knowledge, Application, Service, Marketing/Sales, Finance, Accounting, HRD, GAD dll.

2. TRAINING NON TEKNIS
Contohnya : Motivasi, Psikologi, Kepribadian, Komunikasi, Presentasi dll.

Dari kedua jenis Training tersebut yang baru mendapat perhatian serius dari perusahaan-perusahaan besar, adalah TRAINING TEKNIS.

Hal tersebut tidak salah, tetapi juga tidak benar,......... mengapa demikian ?

Karena yang membuat kita SUKSES dipekerjaan,........ kinerja dan produktivitasnya oke buuanget, tidak cukup hanya diberi kemampuan teknis yang baik saja.

Tidak yakin dan tidak percaya ???

Silahkan buktikan sendiri,......... berapa banyak saudara, teman, sahabat kita yang waktu sekolah/kuliah sangat pandai, selalu dapat rangking dan juara kelas,......... tapi setelah bekerja kenapa yah, prestasi waktu sekolah/kuliah hilang entah kemana dan prestasi kerjanya dikantor kok
JEBLOK TERUS !!!

Kita yang waktu sekolah dianggap biasa-biasa saja, bahkan termasuk yang sering ditegur oleh orang tua, guru, dosen,........... lah kok begitu kerja, prestasi kerjanya seperti Meteor Garden,.......... LUAR BIASA !!!
Mengapa demikian ?

Keberhasilan kita bukan karena IQ saja, keberhasilan karena IQ kontribusinya hanya +/- 20%, penyebab keberhasilan (yang terbesar = 80%) karena EQ, SQ dan AQ (lihat dan baca tulisan terkait di BLOG Koh Le Man).

Pertanyaan berikutnya adalah,....... Apakah karyawan kita betul-betul SADAR TRAINING ???

SDM kita (kebanyakan) adalah SDM yang malas membaca, malas belajar dan malas memotivasi dirinya sendiri (cuek, pasrah dan cepat puas).

Marah, tidak terima dan tidak suka dengan pendapat saya ?

Ayo kita buktikan bersama-sama, tapi ada syaratnya loh,......... jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya,......... jangan munafik, dosa tahu.

1. Perusahaan suruh kita memilih, mau ikut Training atau liburan bersama keluarga ?

2. Perusahaan suruh kita memilih, mau ikut Training atau mau uang biaya Training ?

3. Pernahkah kita membayar Training dengan uang kita sendiri ?

4. Untuk karyawan yang pendapatannya pas-pasan (UMR), pilih beli pulsa HP, Rp.50.000,- per bulan atau ikut Training atau beli buku, nilainya sama dengan pulsa HP mu ?

Saya yakin buuanget,......... jawaban kita pasti TIDAK IKUT TRAINING.
Yang ikut Training dianggap oleh teman sejawatnya, sok tahu, cari muka, biar kelihatan oke dimata Bos dll.

Apa yang harus dicermati dari jawaban kita tersebut diatas, khususnya untuk HRD ?

Artinya banyak diantara kita yang terpaksa mengikuti Training, padahal sebenarnya kita malas, sebel dan bete dengan Training tersebut.
Training terpaksa diikuti hanya karena takut kena sanksi, takut kena tegur atasan, takut,.......... dan takut lainnya.

Kalau seperti itu adanya,......... apakah materi Training tersebut akan nyangkut dan tinggal di OTAK kita ?

Banyak peserta Training khususnya dari perusahaan, yang menganggap Training itu sebagai penyegaran (refreshing), rekreasi, tempat kumpul dengan teman-teman dari cabang (daerah), begitupun sebaliknya.
Dari pengalaman dan pengamatan saya, baik waktu bekerja sebagai Trainers Sales dan Marketing, maupun setelah berwira usaha lebih dari 11 tahun, sebagian besar SDM kita sikap mentalnya seperti yang telah saya sebutkan diatas.
Dari ceritera para sahabat dan mitra usaha, mereka juga banyak mengeluh dan perusahaan merasa sangat dirugikan.
Menurut mereka, perusahaan telah memberikan fasilitas Training dengan biaya yang besar dan mahal, tetapi hasilnya tidak terlihat sama sekali,......... SDM nya seperti jalan ditempat,......... tidak bertambah baik (seperti yang diharapkan).
Bahkan ada seorang kawan bisnis saya yang bercerita, salah seorang karyawannya (pria) yang telah memiliki posisi cukup baik, mengundurkan diri dari perusahaan,......... karena merasa tertekan dan tidak nyaman,......... sebabnya sering disuruh ikut Training.
Jujur saja saya tidak percaya dengan cerita kawan tersebut,.......... tapi itulah kenyataannya,......... aneh tapi nyata dan sungguh LUAR BINASA !!!
Menurut pendapat saya manfaat dan efektivitas Training (khususnta TRAINING NON TEKNIS) paling besar hanya 10%.
Walaupun Trainersnya motivator No.1 dan terbaik di Indonesia, bahkan didunia sekalipun, paling banyak dapat menyadarkan dan merubah kepribadian, sikap mental pesrta tidak lebih dari 10% dan itupun belum tentu bersifat permanen.
Coba dihitung berapa besar kerugian perusahaan, bila hasilnya demikian buruk,......... kasihan dech loe perusahaan.
Mengapa hal itu terjadi ?
Karena pikiran bawah sadar kita menolak Training tersebut, kepribadian dan sikap mental yang negatip tetap ingin bercokol dan menguasai pikiran kita,......... itulah biang keladinya (penyebab utamanya).
Mengapa kita sulit sekali berubah menjadi positip ?

Karena :

1.Sangat sulit untuk dapat menembus dan menghancurkan mental blocking negatip kita.

2.Sulit sekali menanamkan nilai-nilai positip (baru), kedalam pikiran bawah sadar kita.

3.Pikiran sadar kita kemampuannya hanya 12% saja, sedangkan pikiran bawah sadar kita kemampuannya 88% atau 7,33 kali lipat lebih kuat dibandingkan pikiran sadar kita.

4.Metode Training konvensional tidak efektif untuk dapat merubah dan menata ulang kepribadian dan sikap mental kita.

5.Banyak diantara kita yang sakit Kepribadian dan Mental nya (menderita penyakit Psikosomatik), jadi untuk menyembuhkannya harus dengan metode Terapi, bukan di Training.

Contoh, kalau kita PHOBIA kepada KECOA (misalnya), bisa di Training agar kita tidak ketakutan lagi dengan KECOA dan berani pegang KECOA ???

(lihat dan baca BLOG, psikosomatik-ku.blogspot.com)

Itulah nasib TRAINING, sangat diperlukan tapi banyak di sia-sia kan, dianggap penyiksaan, sehingga hasilnya ???,......... bagaimana pendapatmu ???






























Selasa, 15 September 2009

The ART of WAR (SDM-13)


SENI BERPERANG karya SOEN TZU

The ART of WAR karya SOEN TZU, adalah buku militer klasik tertua yang diketahui dalam literatur Cina.

Buku yang menjabarkan secara detail, mengenai taktik dan strategi perang, serta menjelaskan bagaimana caranya kita dapat memenangkan suatu pertempuran dan memenangkan perang tersebut.

Diperkirakan SOEN TZU menulis buku tersebut +/- 500 tahun sebelum Masehi (ada juga yang menyebutkan +/- 400 tahun s/d 300 tahun SM), atau 2509 tahun yang lalu.

Jadi kalau dilihat dari usianya, buku tersebut sudah sangat tua umurnya, yaitu telah berusia 2509 tahun.

Hebat dan luar biasa,......... ternyata taktik dan strategi perang dalam buku tersebut sampai dengan saat ini (tahun 2009), masih tetap up to date dan tidak ketinggalan zaman, serta dapat di implementasikan kedalam banyak hal.

Apa yang dijabarkan dalam buku tersebut, dijadikan bahan acuan dari hampir semua taktik dan strategi bisnis, maupun militer sampai dengan saat ini.

Banyak pakar Manajemen, para Eksekutif, CEO, Politikus, pimpinan Militer dan Pemerintahan didunia ini, yang memberikan pujian dan penghargaan tertinggi kepada buku tersebut.

Inti sari buku The ART of WAR untuk dapat memenangkan Pertempuran dan Peperangan adalah sebagai berikut :
Kenalilah DIRI SENDIRI dan MUSUH kita,......... maka Kemenangan kita TAK TERGOYAHKAN,

Dengan mengenal MEDAN dan CUACA, maka Kemenangan kita semakin LENGKAP dan SEMPURNA.

Siapa yang mengenal DIRI SENDIRI, tapi tidak mengenal DIRI MUSUH nya, hanya mempunyai peluang sama besar untuk menang dan setiap Kemenangan yang diperolehnya akan membuat DERITA.

Tetapi siapa yang tidak mengenal DIRI SENDIRI dan DIRI MUSUH nya, akan KALAH disemua medan pertempuran.

Jadi kalau kita semua mau sukses dimanapun, dalam kehidupan kita, keluarga, pekerjaan, maupun usaha kita, maka kita harus :

Pertama,
Kenalilah dan ketahuilah secara pasti (100%) siapa diri kita, baik kelebihan maupun kekurangan kita.
(Karakter, Kepribadian, Sikap Mental, Bakat, Potensi, Kompetensi (Skill), Sarana dan Prasarana,
Fasilitas yang kita miliki dll).

Kedua,
Kenalilah dan ketahuilah dengan baik dan benar siapa orang-orang disekitar kita, competitor, pesaing usaha kita, baik kelebihan maupun kekurangannya.
(Keluarga, Teman, Mitra Usaha, Competitor, Musuh kita dll).

Ketiga,
Kenalilah dan ketahuilah dengan baik dan benar, lingkungan, wilayah, daerah, negeri kita, perusahaan, usaha, competitor, juga pasar kita.
Keempat,
Kenalilah dan ketahuilah dengan baik dan benar, perubahan yang terjadi pada diri kita, keluarga, teman, mitra usaha, competitor, perusahaan, pemerintahan (perundangan, peraturan, keamanan dll).

Dari empat point utama, yang terpenting menurut Soen Tzu adalah kita harus mengenal 100% siapa diri kita, baru competitor dan yang lainnya.

Tanpa mengenal siapa diri kita, kemungkinan SUKSES dan BERHASIL hanya 50% saja, itupun baru dapat kita capai dengan perjuangan yang berdarah-darah.

Masalahnya banyak sekali orang yang tidak mengenal siapa dirinya dengan baik dan benar, justru orang disekitarnya lebih tahu dan mengenal siapa diri kita yang sesungguhnya.

Padahal menurut Soen Tzu mengenal DIRI SENDIRI itulah yang utama dan terpenting, jika kita ingin SUKSES dan BERHASIL.

Tidak percaya ???,......... mari kita tes sama-sama, sampai sejauh mana kita mengenal diri kita sendiri.
Caranya mudah dan sederhana,......... ambil selembar kertas, kemudian tuliskan sebanyak mungkin kelebihan dan kekurangan kita, beri nomor misalnya nomor 1 s/d 20 untuk kelebihan maupun kekurangan kita.
Kemudian pilih 4 atau 5 orang yang kita anggap paling tahu dan mengenal diri kita, minta bantuan kepada mereka untuk memberikan masukan (sejujurnya), tentang kelebihan dan kekurangan diri kita, tulisan pada selembar kertas dan beri nomor 1 s/d 20 (sama seperti diatas).
Kemudian hasil jawaban mereka bandingkan dengan hasil jawaban kita,.......... hitung berapa persen penyimpangan atau perbedaannya dengan jawaban kita sendiri.
Semakin besar perbedaannya, berarti semakin kita tidak mengenal siapa diri kita.
Untuk tahu dan mengenal siapa diri kita, terutama penyakit Psikosomatik kita silahkan lihat dan baca BLOG, psikosomatik-ku.blogspot.com.
Jadi,......... ingat, ingat dan ingat !!!, jangan main-main dengan diri kita, kenalilah dan ketahuilah siapa diri kita seutuhnya (100%), itulah kunci SUKSES dan KEBERHASILAN kita.
Pertanyaan,......... sudahkah kita mengetahui dan mengenal siapa diri kita yang sesungguhnya ???




Minggu, 06 September 2009

HDI atau KDI (SDM-1)


Mana lebih top dan populer HDI atau KDI ?

Silahkan jawab pertanyaan berikut ini :

Mana lebih top dan populer HDI atau KDI ?

Jawabnya yang paling top dan populer adalah :

1. Noordin M. Top (gembong Teroris No. 1 di Indonesia)

2. KDI (Konser Dangdut Indonesia)

3. Terakhir dan banyak tidak diketahui dan tidak diperhatikan oleh kita adalah :

HDI (Human Development Index)

Setiap kali saya bertanya kepada orang - orang yang saya kenal, baik itu mitra usaha, teman - teman, karyawan, calon karyawan (pelamar kerja), keluarga, saudara tentang HDI (Human Development Index) mereka semua tidak ada yang tahu,......................apa itu HDI ???

Tapi kalau saya tanya siapa itu Noordin M. Top, mereka semua tahu dan dapat menjawab secara cukup terperinci.

Kalau saya tanya apa itu KDI (Konser Dangdut Indonesia), sebagian besar tahu, yaitu lomba pemiluhan penyanyi dangdut yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun TV swasta.

Saya punya sebuah pengalaman yang menurut saya aneh tapi nyata mengenai HDI.

Begini ceritanya, sekitar pertengahan tahun 2006 saya diajak oleh kawan saya, ia kepala sekolah SMP, sekolah swasta internasional, ia seorang sarjana pendidikan bergelar S.Pd, pengalaman mengajarnya telah lebih dari 15 tahun di sekolah internasional.

Saya diminta untuk shearing mengenai kepribadian, sikap mental dan perilaku,........................ waktu saya hadir ke sekolahnya rupanya disana sedang ada acara, pertemuan kepala sekolah untuk membahas kurikulum pelajaran sekolah internasional.

Pertemuan dihadiri oleh tujuh orang, plus satu orang pengawas sekolah dari departemen pendidikan dan kebudayaan (kalau tidak salah ingat).

Dari usia dan pengalaman mengajar mereka sudah senior semua, rata - rata usia mereka diatas 40 tahun.

Waktu shearing masalah kepribadian, sikap mental dan perilaku, iseng - iseng saya bertanya tentang HDI.

Maksud saya bertanya,.................. karena HDI merupakan barometer keberhasilan pendidikan kita, dan kita telah sama - sama tahu HDI kita di Asia Tenggara sangat rendah (lihat dan baca tulisan saya yang berjudul SDM).

Tapi saya menjadi sangat terkejut, karena mereka semua tidak tahu apa itu HDI, padahal mereka semua adalah kepala sekolah,............. disamping itu pengetahuan dan pemahaman mereka tentang psikologi sangat terbatas.

Mereka tidak paham apa itu karakter, kepribadian, sikap mental, kalau mereka tidak paham itu bagaimana mereka dapat mengimplementasikannya kepada anak didiknya.

Bagaimana mereka dapat menjadikan anak didiknya, bukan hanya pandai atau pintar dalam bidang ilmu pengetahuan, tapi juga menjadi anak - anak yang baik budi pekertinya, akhlak atau perilakunya.

Makanya tidak usah heran bila kita sering melihat di TV dan membaca di media massa, banyak pelajar yang tawuran, menjadi preman, tukang palak, narkoba, dll.

Bahkan yang sangat memalukan mahasiswapun ikut tawuran, rupa - rupanya urat malu mereka sudah putus dan dan mereka tidak layak dan pantas menjadi mahasiswa.

Bicara soal tawuran mahasiswa, ini bukan sesuatu hal yang baru, tawuran telah terjadi sejak saya masih duduk di bangku kuliah (30 tahun yang lalu).

Coba bayangkan, mereka yang hobi tawuran, hobi malakin teman, hobi jadi preman kampus,.............. suatu saat nanti mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin,..................... apa yang akan terjadi.

Satu bukti lagi, pendidikan kita hanya perhatian pada dunia keilmuan saja, tapi cuek, EGP dan peduli setan dengan pembentukan budi pekerti, kepribadian, sikap mental yang muaranya pada tingkah laku atau akhlak atau perilaku,..................... yang terpenting justru dibiarkan memble, tidak terurus dan amburadul, makanya HDI kita juga memble dan terpuruk,................ kasihan dech Indonesia !!!