Minggu, 27 September 2009

BURUNG dalam SANGKAR (SDM-16)


Resah dan Gelisah menghadapi MPP

Beberapa bulan yang lalu, kawan lama saya (teman sewaktu kuliah) datang kekantor saya untuk berbincang-bincang, membicarakan masa depannya selepas pensiun.
Sudah lama sekali kita tidak bertatap muka, saya lupa sudah berapa belas tahun tidak jumpa, selama ini kadang berkomunikasi, tapi hanya via HP saja.

Waktu bertemu langsung bernostalgia,......... cerita waktu masih sama-sama kuliah dulu, tak terasa sepertinya waktu cepat sekali berlari, tahu-tahu telah 25 tahun berlalu.

Setelah lulus kuliah kita pernah bertemu sebelumnya, di acara reuni fakultas, tapi saya lupa tahun berapa ya,......... mungkin 15 tahun yang lalu.

Kalau diingat, perasaan baru kemarin kita sama-sama camping, jalan sama-sama, sama-sama nongkrong, sama-sama belajar dan ngebet kalau terpaksa (ha,ha,ha,........sorry ya, jadi buka rahasia).

Kawan saya saat ini bekerja diperusahaan rental barang modal, diperusahaan besar dan terkenal, jabatan terakhir (waktu kita bertemu) adalah General Manager.

Dia memberitahukan bahwa masa MPP nya tinggal sebentar lagi, yaitu tinggal 5 tahun lagi dan merasa saat ini belum punya persiapan dan belum punya gambaran sama sekali,.......... setelah pensiun akan kerja atau usaha apa ?

Karena menurutnya, dia tidak punya bakat dan tidak punya naluri untuk menjadi seorang pengusaha, ia merasa lebih cocok dan lebih tepat menjadi tenaga profesional saja (karyawan saja).

Tapi yang dikhawatirkan adalah setelah pensiun, apakah masih ada perusahaan yang mau mengkaryakannya, karena usia, juga situasi dan kondisi perekonomian yang sedang tidak menentu, seperti saat sekarang ini sedang dilanda krisis keuangan global.

Dia merasa takut dan kuatir akan masa depannya juga keluarganya, karena belum terlihat jelas sampai dengan saat ini ?

Itulah yang membuatnya Resah dan Gelisah menghadapi Masa Persiapan Pensiun (MPP), walaupun masih 5 tahun lagi,......... itu yang tersirat, yang dapat saya tanggkap dari ceritanya.

Saya memberikan masukan dan saran kepadanya, seperti yang dikatakan oleh Soen Tzu dalam bukunya yang berjudul The ART of WAR (silahkan lihat dan baca).

Kemudian saya berusaha memotivasi dan memberikan keyakinan kepadanya, bahwa bila saatnya tiba kamu pasti bisa dan mampu menjadi pengusaha, syaratnya memiliki 4 K, yaitu : Kemauan, Keyakinan, Keberanian dan Kerja Keras untuk mendapatkan apa yang telah kita impikan (cita-citakan).
Kemudian dia juga bertanya,......... apa sih bedanya bekerja sebagai karyawan dengan bekerja sendiri (pengusaha) ?

Perbedaannya hanya terletak pada sikap mentalnya saja,......... apa maksudnya ?
Saya tidak menjawab pertanyaannya, tetapi saya bertanya lagi kepadanya,
Apa bedanya anda sebagai tenaga kerja profesional yang sukses, jika dibandingkan dengan seorang pengusaha yang masih jatuh bangun (belum berhasil) ?
Karyawan yang sukses dalam pekerjaannya, saya analogikan seperti seekor burung yang hidup dalam sangkar dan burung tersebut sangat disayang oleh pemiliknya, karena dia dapat memberikan suaranya yang merdu, tingkah polanya yang menyenangkan hati, membuat sipemilik bergembira, tidak pusing dan tidak stres dsb.
Semua yang diharapkan oleh sipemilik burung tersebut dapat dituruti dan dilakukan oleh siburung tersebut.
Semakin besar perusahaan tempat dia bekerja, maka semakin besar pula sangkar tempat siburung itu hidup, sehingga lama-kelamaan burung tersebut tidak tahu lagi bahwa ada dunia lain di luar sangkarnya.
Apa akibatnya ???,......... akibatnya si burung hanya dapat hidup didalam sangkar, yang semuanya telah tersedia, aman dan nyaman,.......... walaupun sesekali sipemilik kadang lupa memberi makan dan minum.
Bagaimana cara kerja Karyawan kebanyakan ?
Cara kerja Karyawan (kebanyakan), saya analogikan seperti kuda peliharaan, jang dalam menjalankan tugasnya menarik delman selalu diberi kaca mata kuda oleh pak kusir.
Kuda tersebut dapat bekerja dengan baik, berjalan, berlari sampai ketempat tujuan, semuanya sesuai dengan petunjuk dan perintah pak kusir.
Pertanyaan terpenting berikutnya, adalah :
Bagaimana nasib si burung dan si kuda peliharaan, jika mereka dilepas di alam bebas atau di hutan belantara ?
Apakah mereka dapat bersaing dengan burung dan kuda liar yang telah terbiasa hidup di alam bebas atau di hutan belantara yang sangat liar dan ganas ?
Untuk sahabatku yang akan berwirausaha, mulai sekarang harus belajar meninggalkan sangkar kita dan menanggalkan kaca mata kuda kita, untuk sejenak melihat dan merasakan secara nyata hidup di alam bebas dan di hutan belantara.
Tanpa itu semua, mustahil kita siap dan sanggup bertahan menghadapi keras dan kejamnya dunia bisnis yang sesungguhnya,........ bagaimana menurutmu ?