Rabu, 02 September 2009

GELAR diatas KERTAS (SDM-3)

Gelar tidak menjamin Sukses kita

Dalam keadaan krisis keuangan global seperti saat ini, banyak usaha atau perusahaan yang gulung tikar baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Pengangguran terbuka kita pasti juga akan meningkat lagi jumlahnya, saya tidak tahu pasti berapa jumlah pengangguran terbuka kita saat ini, mungkin diatas sebelas juta orang (diseluruh Indonesia).

Saat ini banyak sekali sarjana (S2 & S1), D3, D1, SMA, SMK yang menganggur lebih dari satu tahun dan saat ini banyak sekali S1 yang bekerja bukan dibidangnya, mereka banyak yang terpaksa bekerja disektor informal seperti jadi SPG, pelayan toko, pelayan rumah makan, supir, bahkan ditempat usaha saya (transportasi) ada beberapa orang S1, melamar sebagai Krani (Kenek) yang menemani Supir mobil barang.

Di usaha yang lain (konstruksi), saya pernah menerima seorang wanita, S2 teknik sipil, IPK = 3.28, pengalaman kerja +/- 3 tahun di proyek bangunan, masa percobaan kerja tiga bulan belum berakhir, tetapi dengan berat hati yang bersangkutan harus dikeluarkan karena kemampuannya sangat rendah, sikap mentalnya juga sangat lemah, tidak PD, ragu-ragu, takut dan semangat juangnya rendah, ia dinilai tidak mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Saat ini banyak lulusan D3 (wanita) menjadi baby sitter dan lulusan SMA menjadi pembantu rumah tangga.

Saat ini pembantu rumah tangga yang bekerja dirumah saya salah satunya adalah lulusan SMA, dan sebelumnya ada tiga orang lulusan SMA yang pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga dirumah saya.

Jadi apa gunanya orang tua kita bayar sekolah dan kuliah mahal-mahal, mereka setengah mati cari uang untuk menyekolahkan kita, kalau begitu lulus kita cuma kerja seperti itu, itupun kalau diterima.

Jadi apalah arti gelar kita ???

Gelar kita tidak lebih dari selembar kertas yang tidak berharga bagi orang lain, apabila kita tidak dapat membuktikan kepada orang lain atau perusahaan bahwa kita memiliki kemampuan atau kompetensi yang mumpuni sesuai dengan gelar yang kita miliki.

Jadi janganlah bangga dengan gelar, banggalah dengan kemampuan atau kompetensi kita.......... sudahkah kamu memiliki kompetensi sesuai dengan gelarmu ?